Mengintip Luhurnya Tradisi Lebaran di Banyuwangi 
nasional Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Banyuwangi

Mengintip Luhurnya Tradisi Lebaran di Banyuwangi 

321x Dilihat

Libur lebaran merupakan momen yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Mengisi momen spesial dengan berlibur bersama sanak saudara tentu terdengar asik.

Banyuwangi adalah destinasi yang cocok untuk dijadikan tujuan libur lebaran. Tak hanya terkenal akan wisata alamnya, Banyuwangi juga kaya akan wisata budaya yang akan membuat momen lebaran lebih berkesan.

Berikut adalah ulasan singkat beberapa budaya tradisi masyarakat Banyuwangi yang dapat dijumpai saat lebaran nanti. 

1. Barong Ider Bumi

Barong ider bumi

Tradisi ini merupakan agenda tahunan masyarakat Osing Desa Kemiren setiap 2 Syawal. Tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan warga serta untuk menolak bala, juga sebagai sarana pengerat silaturahmi.

Pawai Barong Ider Bumi biasanya dilakukan setelah waktu dhuhur. Berangkat dari Rumah Barong, arak-arakan dengan formasi penampil barong, penari, pemusik, hingga warga menuju ke tempat selamatan yang berada di sisi barat desa.

Pawai barong berakhir di atas tikar tempat menggelar selamatan, di sana dikumandangkan doa dalam bahasa Arab dan bahasa Osing. Acara ditutup dengan santap bersama Pecel Pitik yang merupakan makanan khas Suku Osing.

 

2. Seblang Olehsari

Seblang Olehsari

Seblang Olehsari adalah ritual tari kuno yang sudah dilakukan masyarakat Desa Olehsari sejak jaman nenek moyang mereka. Ritual ini biasanya dilaksanakan pada awal bulan Syawal setiap tahunnya.

Penari Seblang di desa Olehsari merupakan remaja putri yang belum akil baligh. Penari dipilih oleh tokoh adat secara supranatural dari keturunan penari sebelumnya. Ritual tari melibatkan proses transenden di mana tubuh penari dimasuki energi spiritual leluhurnya sendiri.

Tradisi Seblang digelar di balai adat selama tujuh hari berturut-turut. Tujuan diadakannya ritual tari ini adalah untuk memohon keselamatan bagi warga serta sebagai sebuah penghormatan terhadap ajaran leluhur. 

 

3. Puter Kayun Boyolangu

Puter Kayun Boyolangu

Puter Kayun adalah tradisi warga kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Syawal. Tradisi ini berupa napak tilas sebagai perwujudan janji warga terhadap leluhur yang telah membuka akses kawasan Banyuwangi utara.

Berbeda dengan napak tilas pada umumnya, tradisi Puter Kayun dilakukan dengan menumpangi dokar dari wilayah Boyolangu ke arah Pantai Watudodol.

Sebelumnya, warga yang telah menghias dokar dengan ornamen khas Suku Osing berkumpul di jalan Boyolangu, mereka juga mengenakan busana serba hitam, udeng. Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan yang telah diberikan selama satu tahun sebelumnya. 

Kekayaan warisan adat Banyuwangi memang tak diragukan lagi keindahannya. Kesempatan untuk menyaksikannya secara langsung tentu akan menjadi pengalaman yang luhur dan istimewa bagi wisatawan.

Jadi, mari rayakan libur lebaran dengan sensasi berbeda hanya di Banyuwangi aja!

Tinggalkan komentar