3 MAESTRO GANDRUNG MENGAJAR Melestarikan Budaya Banyuwangi ke Kaum Milenial
Sebanyak 30 kaum milenial mengikuti kelas khusus menari dan sinden di event Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) 1 - Maestro Mengajar. Mereka dari kalangan pelajar dan beberapa dari sanggar tari sekitar. Acara ini diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi dengan menerapkan protokol kesehatan. Banyuwangi Youth Creative Network adalah gabungan dari berbagai komunitas yang meliputi 17 sektor yakni; sektor arsitektur, sektor desain interior, sektor dkv dan desain produk, sektor fashion, sektor film/ video dan animasi, sektor fotografi, sektor kerajinan, sektor kuliner, sektor musik, sektor aplikasi, sektor periklanan, sektor televisi / radio / media, sektor seni pertunjukan, sektor senu rupa. Dari sektor seni pertunjukan Maestro Gandrung Temu Misti menyampaikan bahwa ini adalah event yang diharapkan agar kedepannya para maestro gandrung yang sudah sepuh ada anak-anak muda yang meneruskan. Semoga dalam berlatih jni semangat hingga akhir nanti. Di kesempatan yang sama Maestro Gandrung Sunasih memberikan arahan dalam belajar gandrung harus sungguh-sungguh dan giat, karena mengolah wiraga, wirasa, wirama itu perlu ketekunan yang tinggi. Maestro Gandrung Sudartik berharap dalam olah sinden using harus giat. Karena melestarikan sinden using memang sedikit susah, karena cengkok sinden using untuk gandrung memang sedikit rumit. Salah satu peserta Arita bercerita dalam berlatih tari dan sinden ini susah-susah gampang karena gandrung sendiri memiliki khas cengkok yang sedikit rumit. Arita berharap teman-teman muda di Banyuwangi jangan malu untuk melestarikan budaya asli Banyuwangi ini. Para peserta yang mengikuti kegiatan belajar sinden dan tari gandrung ini nantinya akan ditampilkan di Festival Gandrung Terop pada bulan agustus mendatang. Dalam kegiatan ini, juga dihadirkan para umkm-umkm se Kecamatan Wongsorejo. Mereka membawa produk-produk olahan khas Wongsorejo seperti olahan tahu, olahan jagung dan lainnya.
Tinggalkan komentar